YAKIN SUDAH PERCAYA SEPENUHNYA? 

Me: Tuhan terima kasih untuk hadiahnya, aku suka banget sesuai dengan apa yang aku harapkan. Aku janji aku akan pegang erat-erat supaya tidak hilang. 

God: Sungguh? Syukurlah. Kalau kamu bahagia aku juga bahagia. 

Beberapa waktu kemudian. 

God: Nak, aku punya hadiah untukmu 

Me: Wah apa itu Tuhan. Mau mau mau. Pemberianmu itu selalu yang terbaik 

God: Tapi kalau kamu mau menerima hadiah ini kamu harus melepaskan apa yang saat ini kamu genggam. Kamu harus membuka tanganmu lebar-lebar karena hadiah ini sangat besar. 

Me: Tapi Tuhan, aku enggak mau melepaskan apa yang ada di tanganku saat ini. Aku masih suka dengan ini. 

God: Nak, apa kamu percaya kalau aku tahu yang terbaik dan selalu memberikan yang terbaik untuk kamu? 

Me: Iya aku percaya

God: Kalau begitu, lepaskan dan buka tanganmu. Ini jauh lebih indah daripada apa yang kamu punya sekarang

Me: Tapi Tuhan ..... 

----

Seringkali dengan perkataan kita mudah sekali untuk mengaku percaya pada Tuhan. 

Tapi, apakah kita sudah benar-benar percaya dengan segenap hati?
Apakah benar dalam keseharian kita benar-benar sudah mengandalkan Tuhan? atau justru kita masih bersandar pada pengertian kita sendiri? 

Tanpa disadari, kita manusia lebih yakin untuk mengikuti rencana dan kekuatan kita sendiri, ketimbang Tuhan, meskipun kita mengaku percaya pada-Nya. Hal ini sangat wajar terjadi, karena manusia lebih mau rasa aman, nyaman, kepastian, dan kejelasan. Meskipun Tuhan sudah ngomong dengan sagat jelas seperti ilustrasi percakapan diatas, tetap ada "Tapi" yang terucap dari mulut kita. 

Pertanyaannya, bagaimana caranya agar kita bisa percaya sepenuhnya, meskipun dalam ketidakjelasan dan ketidaknyaman sekalipun?

Kepercayaan atau trust perlu dibangun diatas dasar akan pengenalan yang mendalam akan satu sama lain. DIbutuhkan hubungan yang sangat dekat agar kita bisa percaya sepenuhnya. Ketika kita memiliki hubungan yang dekat dan mengenal seseorang dengan mendalam, kita bisa mempercayakan rahasia-rahasia atau bahkan aib kita kepada orang tersebut. Sama halnya dengan percaya kepada Tuhan. 

Dibutuhkan hubungan yang dekat dan pengenalan yang mendalam akan siapa itu Tuhan kita agar kita mampu mempercayakan hidup kita sepenuhnya di tangan-Nya. Bukan pengenalan dari orang lain bahwa Tuhan itu baik, tapi kita perlu mengalaminya sendiri. Kita perlu memiliki pengalaman pribadi agar bisa percaya sepenuhnya. 

"... I will guide you along the best pathway for your life. I will advise you and watch over you." - Psalms 32:8 (NLT)

"But when you ask, you must believe and not doubt, because the one who doubts is like a wave of the sea, blown and tossed by the wind." - James 1:6 (NIV) 

Comments

Popular posts from this blog

Fall to Fly Higher