Terima Kasih untuk Temanku, Penderitaan

Tak terasa sudah lima bulan tahun 2021 berjalan. 

flashback sebentar, di akhir tahun 2020 lalu Aku dihadapkan dengan dua pilihan sulit. Resign atau Stay. Ya, ada beberapa alasan personal dan profesional yang membuatku mau tidak mau harus mengambil keputusan atas dua pilihan tersebut. 

"lalu apa keputusan ku?"

Setelah hampir 1.5 bulan mempertimbangkan plus-minus dari setiap pilihan yang ada, Aku memberanikan diri untuk maju selangkah menuju ke pilihan resign. 

"Kamu gila ya?  ditengah pandemi malah milih resign? tempatmu kerja perusahaan gede loh!" 

Ya, mungkin memang Aku sudah gila. Karena bagiku untuk bertahan disana sangatlah berat. Bukan hanya secara fisik tapi juga psikis. 

Setiap keputusan pasti ada risikonya. Begitu pula dengan pilihan yang Aku miliki. 

Tapi setidaknya Aku sangat berterima kasih pada diriku sendiri karena sudah berani melangkah maju walaupun tidak ada jaminan kehidupanku akan lebih damai jika Aku memilih pilihan tersebut. 

"Apa kamu tidak takut dan khawatir? Karena pandemi Covid-19 jumlah lapangan kerja sangat terbatas. Susah loh cari kerja." 

Aku takut. 

Aku khawatir. 

Tapi sekali lagi Aku bersyukur karena Tuhan Yesus jauh lebih memahami keadaanku daripada siapapun.  

Tepat di minggu pertama bulan Januari 2021, waktu Aku sedang membaca Alkitab, Aku mendapatkan satu ayat yang seolah menjadi jaminan hidupku. 

"Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu."  - Mazmur 32 : 8  

Begitulah isi ayat tersebut. 

Bulan Januari, Februari, Maret, April aku lalui dengan penuh perjuangan. 

Berjuang mencari pekerjaan 

Berjuang bertahan hidup dengan dana darurat yang ada 

Berjuangan melawan rasa insecure, ketakutan, kekhawatiran, irasional belief, dan berusaha untuk tidak begitu terlalu mempedulikan apa kata orang. 

"Berat kah?" 

Berat. Banget. 

Aku ingat banget, sekitar di bulan Februari aku ada di titik terendah.

Hampir sepanjang hari hanya ingin tidur. 

Sangat malas bertemu dengan orang lain. 

Sangat sangat sangat merasa insecure. Karena seolah tidak ada lagi yang bisa aku banggakan.  Apa sih yang bisa dibanggakan dari seorang pengangguran? 

Tapi justru, di tengah kelemahan dan kehancuranku, Tuhan bekerja dengan sangat luar biasa dalam kehidupanku. 

Titik terendah itu yang memaksaku untuk kembali belajar apa arti IMAN, PERCAYA, BERSERAH dan PENDERITAAN. 

Bersyukur pula karena pandemi covid-19, dimana hampir semua online, termasuk ibadah hari minggu. Aku bertemu dengan Jakarta Praise Community Church (JPCC) Sunday Online Service. 

Tema kotbah yang disampaikan setiap bulan dan setiap minggunya, menemani perjalananku. Mulai dari Follow Jesus, Trust, Faith, Suffering, sampai saat ini tentang Honesty. 

Berkat itu semua, Aku jadi tahu, ketika Aku berani untuk melepaskan genggamanku, membuka tanganku, dan melepaskan semua harapanku ke Tuhan, berkat Tuhan mengalir begitu saja. 

Tanpa diminta Tuhan sudah kasih terlebih dulu. Bahkan lebih dari apa yang diminta. 

Di bulan Maret, saat Aku tengah membuat kue dan nonton Netflix, tiba-tiba dua email undangan interview masuk, dari dua perusahaan yang gak pernah Aku sangka, untuk lamaranku di bulan Januari. 

Sejak saat itu, terus mengalir begitu saja, sampai dengan saat ini. 

Proses seleksi yang berlanjut hingga hari ini baru saja saya menyelesaikan interview terakhir dengan presiden director salah satu big company, berkesempatan menjadi penerima vaksin gratis Astra Zeneca, sampai mendapatkan pesanan kue kering 32 toples. 

Memang Aku harus melewati titik terendah terlebih dulu, agar Aku paham apa arti berserah dan beriman. Tahu apa arti Be still and know that I am God. 

Ketika kiranya kita sudah paham dan mau melepaskan hidup kita di tangan Sang Maha Kasih, Ia siap mengangkat kita dan menaikan kita. 

Tanpa adanya masa-masa kelam itu, Aku sangat yakin, tulisan ini tidak akan pernah ada. 

Terima kasih untuk kamu temanku, penderitaan,  sudah mewarnai perjalananku :-) 

Comments

Popular posts from this blog

Fall to Fly Higher